YASMANELLY

Yasmanelly. Lahir di Duri, 25-12-1988. Alhamdulilah sudah dianugerahi 3 orang anak, 1 orang putra, 2 orang putri. Motto: tetaplah tersenyum, meski hatimu menan...

Selengkapnya
Navigasi Web
Prank ultah yang tak kan terulang

Prank ultah yang tak kan terulang

#Tantanganharike51

#SuarahatiMurni

"Dinda suka kali liat Omer!"

Aku dan kau sama-sama sedang menikmati serial Turki, tanpa sengaja kita selalu punya selera yang sama pada acara televisi.

"Udah berapa kali Dinda bilang!" Kau dingin.

Aku sadar, terkadang aku sering mengulangi cerita, atau kalimat yang sama, mungkin itulah bukti kalau aku wanita. Asli, bukan jadi-jadian mengatas namakan hak asasi manusia.

"Dinda suka aja liatnya!" Aku memang terbiasa ekspresif.

Tiba-tiba kau matikan TV, aku kaget, katamu kau ngantuk. Padahal episodenya udang kita tunggu-tunggu dua hari yang lalu. Aku mulai deg degan. Suasananya horor seketika.

"Bang, Dinda mau nonton lagi boleh?" Hati hati sekali ku ambil remot TV,

"Nggak! Tidur! Nggak ada nonton Turki mulai malam ini!"

Dang ding dung, hatiku betul-betul tak stabil, percaya nggak percaya, kau betul marah. Tapi aku belum tau apa sebabnya, rasanya...

"Din!"

Suaramu membuatku berhenti bernapas, tidak kuat tapi penuh penekanan.

Aku melihatmu dengan wajah merengut.

"Jangan pake wajah itu sama Abang!" Kau masih menatapku.

"Jadi wajah yang mana? Bukannya dinda selalu pake wajah ini? Emang ada berapa wajah?" Aku bingung.

Kau diam, kosa kata bahasa Indonesiamu memang berantakan.

"Maksud abang ekspresi?" Masih hati-hati ku betulkan bahasamu.

"Terserahlah bahasanya, yang penting jangan pake wajah itu!"

Kau masih serius, aku semakin takut, gak biasa kau begitu.

"Abang jangan begitu, dinda takut!" Aku hampir menangis. Mungkin wajah itu baru pertama kau tunjukkan padaku.

"Gimana kalau Abang bilang Elif itu cantik?" Elif adalah peran utama yang menjadi lawan bermain Omer.

"Kan emang pernah abang bilang cantik, dinda nggak apa-apa!"

"Tapi kan nggak sesering dinda, mau pekak telinga Abang itu aja di ulang, kalau Alqur'an dah hapal satu halaman dinda itu, sankin seringnya ngulang!"

Aku diam, menyesal, mungkin aku salah, tapi kan gak fatal.

"Ganteng ya Omer, ganteng ya Omer!" Kau mempraktekkan gayaku.

Netraku basah, aku heran denganmu malam itu.

"Di nasehati nangis, merajuk!" Wajahmu masih saja begitu.

Aku masih saja menatapmu bingung.

"Kenapa? Dinda nggak suka dinasehati?"

Aku menggeleng.

"Jadi kok matanya begitu?"

"Jadi harus gimana? Wajah gak boleh begini, sekarang mata, jadi apa yang boleh?"

Aku menangis, kau aneh malam itu.

Sejenak kita berdua beradu pandang, lalu kau biarkan aku menangis, malam itu aku kesal sekqli padamu, kau selalu saja berhasil membuatku kesal.

"Barakallah fii umrik sayang!"

Kau langsung tertawa, aku? Aku kesal sejadi-jadinya, selalu saja aku berhasil kau tipu dengan wajah mu itu.

"Semoga semakin dewasa, makin sholehah, makin semuanya lah ayank yang baik-baik, sini Abang peluk!"

Kau memanggilku,

"Omer memang lebih ganteng dari Abang!" Ucapku.

"Iya...iya...tapi dinda lebih cantik dari Elif!" Balasmu.

Esok jika ulang tahun itu tiba, aku tak lagi menemukan wajahmu itu, wajah yang membuat jantungku berdebar tak beraturan.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post